MAKALAH
PERENCANAAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Manajemen
Dosen Pengampu : Enny Puji Lestari, M.E. Sy
Disusun :
ILHAM WAHYU SAPUTRA 1602100132
JURUSAN S1 PERBANKAN
SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) METRO
KELAS D
TAHUN AKADEMIK
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita hanturkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang “Perencanaan dan
Rencanaan” makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar
Manajemen.
Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Ibu Enny
Puji Lestari, M.E.Sy, yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas
makalah ini.
Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh karena
itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Semoga
makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Metro, 26 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.
Latar Belakang............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C.
Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.
Pengertian
Perencanaan............................................................................... 3
B.
Asas-Asas
Perencanaan............................................................................... 6
C.
Jenis-Jenis
Perencanaan............................................................................... 7
D.
Alat
Perencanaan......................................................................................... 13
BAB III PENUTUP................................................................................................ 23
KESIMPULAN....................................................................................................... 23
SARAN................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Setiap
organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan
organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru,
program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning)
merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan
bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.
Perencanaan
diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini
merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan
tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan
oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam
setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat
melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan
merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi
lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini,
perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan
bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok
pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses
perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan
menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah
pengertian perencanaan?
2.
Apa
sajakah asas-asas dalam perencanaan?
3.
Apa
sajakah jenis-jenis perencanaan?
4.
Bagaimana
pembagian alat perencanaan?
C.
TUJUAN
1.
Ingin
mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan dalam manajemen.
2.
Memberikan
pengetahuan mengenai pendidikan manajemen.
3.
Sebagai
suatu media untukmenambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan berasal dari kata rencana yang diberi imbuhan pe- dan an-. Rencana adalah produk perencannaan, sedangkan perencanaan
adalah proses penentuan rencana. Perencanaan berasal dari bahasa latin yaitu
Planus yang berarti flat. Menurut Malayu S.P. Hasibuan perencanaan (2006: 91) adalah
fungsi dasar (fundamental) karena organizing, directing, controlling,
evaluating, dan reporting harus
terlebih dahulu direncanakan.
Perencanaan merupakan hal yang penting dibuat untuk mencapai tujuan
organisasi. Malayu S.P. Hasibuan (2006: 91) mengemukakan betapa pentingnya
perencanaan yaitu:
1. Tanpa perencanaaan berarti tidak ada tujuan
yang ingin dicapai.
2. Tanpa perencanaaan tidak ada pedoman
pelaksanaan sehingga banyak pemborosan.
3. Perencanaan adalah dasar pengendalian,
karena tanpa ada rencana pengendalian tidak dapat dilakukan.
4. Tanpa perencanaan, tidak ada keputusan dan
proses manajemen.[1]
Tanggapan Kelompok:
Perencaanan merupakan salah satu fungsi manajemen yang terpenting dan
saling terkait satu sama lain. Tanpa adanya perencanaan berarti tidak ada
tujuan yang dicapai. Perencanaan adalah pedoman atau dasar pengendalian
pelaksanaan manjemen, agar dapat berjalan dengan relevan.
Beberapa ahli mengemukakan pengertian
perencanaan dari sudut pandang berebeda tetapi menmpunyai makna yang sama,
yaitu:
1. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel(Planning is the function of a manager which
involves the selection from alternatives of objectivies, policies, procedures
and program). Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan
dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur,
program-program dari alternative-alternatif yang ada.
2. Louis A.Allen(Planning
is the determination of the course of action to achieve a desired result.)
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
3. Menurut Mondy, Sharfin dan Premeuk disebut
perencanaan (planning is the determining
in advance what should be accomplished and how it should be realized (1991).
Sependapat dengan Bartal dan Martin
(1999) mengatakan perencanaan adalah proses penentuan tujuan-tujuan dan
menetapkan cara-cara terbaik untuk mencapainya (planning is the process of the setting goals and deciding how best to
achieve them).
4.
G.R.
Terry, perencanaan adalah tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan dating dalam
hal memvisualisasikan dan merumuskan aktivitas-aktivitas yang dianggap perlu
untuk mencapai hasil yang diinginkan.[2]
Tanggapan
Kelompok:
Apapun
macam dan bentuk dari definisi perencanaan dari sudut pandang yang berbeda
tetap memiliki makna yang sama yaitu proses penentuan tujuan-tujuan dan
menetapkan cara-cara terbaik untuk mencapainya.
Perencanaan
(planning) pada dasarnya merupakan suatu proses untuk menetapkan diawal
berbagai hasil akhir yang ingin dicapai perusahan dimasa mendatang. Antara
kegiatan perencanaan dengan hasil akhir yang ingin dicapai diasumsikan terdapat
jeda waktu, dimana semakin panjang rencana yang dibuat maka jeda waktu antara
perencanaan dengan hasil akhir yang ingin dicapai hasil tersebut juga semakin
meningkat. Sebaliknya, semakin pendek jeda waktu antara perencanaan yang dibuat
dengan target hasil yangingin dicapai maka derajat ketidakpastian pencapaian
hasil akan menurun.[3]
Tanggapan
Kelompok:
Suatu
perencanaan yang ingin memperoleh hasil akhir dengan baik, maka perencanaan
harus mempunyai jeda waktu yang cukup panjang. Jikalau jeda waktu yang tersedia
pendek antara perencanaan yang dibuat maka target yang ingin dihasilkan tidak
akan semaksimal mungkin.
B. Asas-Asas Perencanaan
Asas merupakan suatu pernyataan fundamental ataukebenara umum yang
dapata dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas biasanya muncul dari
penelitian dan pengalaman. Dibawah ini merupakan asas perencanaan yang umum
dilaksanakan pada perusahaan atau organisasi (Malayu S.P. Hasibuan, 2006:
93-94).
1. Priciple of contribution to objective(asas pencapaian tujuan). Setiap perencanaan dan
segala perubahannya harus ditujukan kepada percapaian tujuan.
2. Principle
of efficiency of planing (asas
efesiensi perencanaan). Suatu
perencanaan efisien jika perencanaan itu dalam pelaksanaanya dapat mencapai
tujuan dengan biaya yang sekecil-kecilnya.
3. Principle
of primary of planning (asas
pengutamaan perencanaan). Perencanaan adalah keperluan utama para pemimpin dan
fungsi-fungsi lainnya, organizng, staffing, directing,controlling, evaluating, dan
reporting.Seorang pemimpin tidak akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
lainnya tanpa mengetahui tujuan dan dan pedoman dalam melaksanakan kebijaksanaan.
4. Principle
of pervasiveness of planning (asas pemerataan perencanaan). Asas
pemerataan perencanaan memegang peranan penting, mengingat pemimpin pada tingkat tinggi banyak
mengerjakan perencanaan dan bertanggung jawab atas berhasilnya rencana itu. Tidak seorang
manager pun yang tidak mengerjakan perencanaan.
5. Principle
of planning premise (asas patokan perencanaan ). Patokan-patokan
perencanaan sangat berguna bagi ramalan,
sebab premis-premis perencanaan dapat menunjukan kejadian-kejadian yang
akan datang.
6. Principle
of policy frame work ( asas kebijaksanaan
pola kerja ). Kebijaksanaan ini mewujudkan pola kerja, prosedur-prosedur kerja dan program tersusun.
7. Principle
of timing (asas waktu ) perencanaan waktu yangrelatif singkat
dan tepat.
8. Principle of planning commnication (asas tata hubungan
perencanaan). Perencanaan dapat di susun dan di kordinasi dengan baik, jika
setiap orang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh penjelasan
yang memadai mengenai bidang yang akan di laksanakan.
9. Principle of alternatives(asas alternatif). Alternatif ada pada
setiap rangkaian kerja dan perencanaan meliputi pemilihan rangkaian alternatif
dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan.
10. Principle
of limiting faktor (asas pembatasan factor). Dalam pemilihan alternatif-alternatif, pertama-tama harus ditujukan pada
factor-faktor yang strategis dan dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternatif
dan asas pembatasan faktor merupakan syarat mutlak dalam penetapan keputusan.
11. The
commitment principle (asas ketrikatan). Perencanaan harus
memperhitungkan jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
12. The
principle of flexibility(asas
fleksibilitas). Perencanaan yang
efektif memerlukan fleksibilitas, tetapi
tidak berarti mengubah tujuan.
13. The principle of navigation change (asas ketetapan arah).
Perencanaan yang efektif memerlukan pengamatan yang terus menerus terhadap
kejadian-kejadian yang timbul dalam pelaksanaannya untuk mempertahankan tujuan.
14. Principle
of strategis planning (asas perencanaan strategis ). Dalam kondisi
tertentu manager harus memilh tindakan yang diperlukan untuk menjamin
pelaksanaan perencanaan agar tujuan tercapai dengan efektif.[4]
Tanggapan Kelompok:
Asas merupakan sesuatu yang dapat dijadikan pedoman pemikiran atau
tindakan. Perusahaan manajemen hendaknya melakukan manajemen dengan menggunakan
asas-asas perencanaan. Dengan adanya asas-asas perencanan maka, suatu
perusahaan dapat meminimalkan resiko kegagalan dalam organisasi dan
ketidakpastian tindakan dengan mengasumsikan kondisi di masa mendatang dan
menganalisis konsekuensi dari setiap tindakan yang akan dilaksanakan. Selain
itu, perencanaan harus diarahkan pada tercapainya suatu tujuan dan perencanaan
harus didasarkan atas kenyataan-kenyataan
objektif dan rasional untuk mewujudkan kerja sama yang efektif.
C. Jenis-Jenis Perencanaan
1. Visi (vision)
Visi menggambarkan kondisi masa depan yang
diwujudkan melalui pelaksanaan sejumlah misi. Visi organisasi sangat nergantung
kepada pemimpin, bila pemimpin komitmen yang tinggi terhadap organisasi, maka
segala bentuk kegiatan yang direncanakan sebelumya dapat direalisasikan dengan
menentukan siapa pelaksana, mengapa harus melaksanakan, mengapa hal itu penting,
bagaimana merealisasikan janji kepada pelanggan dan pedoman perilaku yang
mengatur, serta bagaimana berbuat.
Menurut F. Gaffar (1995:5) menyebut visi
sebagai daya pandang jauh ke depan, mendalam, dan luas yang merupakan daya
pikir abstrak serta memiliki kekuatan yang amat dahsyat, dapat menerobos segala
batas-batas fisik, ruang, dan waktu. Oleh karena itu visi digunakansebagai
kunci energi manusia, serta atribut pemimpin dan pembuat kebijakan.
Contoh visi: RCTI (Media Utama Hiburan dan
Informasi), SCTV (Satu untuk Semua), Yamaha (Selalu Terdepan), TVOne (Terdepan
Mengabarkan).
2. Misi (Mission)
Menurut Drucker (2000:84), pada dasarnya
misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi
organisasi, terutama ditingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud
aktivitas bisnisperusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan
menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang
memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta,
2004:8). Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006:46-47) misi
merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi
organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat,
baik berupa produk ataupun jasa.
Jadi dapat disimpulan bahwa Misi adalah
pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya
mewujudkan Visi. Dalam operasinalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang
merupakan hasil kompromi interprestasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata
untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian
Visi. Beberapa contoh misi dapat dilihat pada tabel berikut:
Konglomerasi Besar
|
Menerjemahkan tekhnologi baru kedalam produk komersial
|
Bank
|
Menciptakan jasa berkualitas dengan variasi yang tertentu untuk
memenuhi kebutuhan keuangan organisasi lain atau konsumen individu.
|
Departemen Kerja
|
Mengelola masalah adminisrasi ketenagakerjaan, menciptakan, dan
memonitor peraturan tersebut, serta melakukan tindakan yang diperlukan untuk
menjaga keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja.
|
Perusahaan Komputer
|
Perusahaan yang memecahkan masalaha dalam administrasi, pemrosesan,
dan komunikasi.
|
Perusahaan Makanan
|
Memenuhi keutuhan makanan yang berkualita dengan harga yang memadai
kepada dunia.
|
3. Tujuan (Objective)
Tujuan diinginkan harus dirumuskan dengan
sejelas-jelasnya agar dapat dipahami dan ditafsirkan dengan mudah oleh orang
lain. Tujuan yang diinginkan itu harus wajar, rasional, ideal, dan cukup
menentang untuk diperjuangkan dan dapat dicapai oleh orang banyak. Tegasnya,
tujuan uang diinginkan itu harus ditetapkan supaya perencanaan itu tidak
mengambang.
G.R. Terry mengemukakan bahwa tujuan adalah
sasaran manajerial yaitu tujuan yang melukiskan skop yang jelas serta
memberikakan arah pada usaha-usaha seorang manajer. Sedangkan Wilson mengatakan
tujuan adalah pusat perhatian (area of
concern), sampai sejauh mana atau bidang-bidang atau pusat perhatian itu
dapat direalisasikan pada waktu tertentu, ditentukan oleh perkiraan kemampuan
yang dimiliki dan hasil yang hendak dicapai.
Organisasi secara keseluruhan pasti
mempunyai tujuan, kemudian departemen atau bagian dari organisasi juga
mempunyai tujuan tersendiri. Tujuan bagian organisasi harus menunjang tujuan
organisasi secara keseluruhan, meskipun tujuan masing-masing bagian berbeda
satu sama lain.
4. Prosedur (Prosedure)
Prosedur merupakan jenis rencana,karena prosedur
menunjukan pemilihan cara bertindak dan berhubungan dengan aktivitas masa
depan. Prosedur benar-benar merupakan petunjuk untuk tindakan dan bukan cara
berfikir. Prosedur memberikan detail tindakan, sehinggan suatu aktifitas
tertentu harus dilaksanakan. Biasanya prosedur dijelaskan secara kronologis.[5]
Tanggapan kelompok:
Menurut kelompok kami visi, misi, tujuan,
prosedur merupakan rangkaian suatu tindakan untuk mencapai target yang ingin
dicapai dan merupakan petunjuk untuk tindakan sehingga suatu tindakan tertentu
harus dilaksanakan.
5.
Kebijaksanaan
Kebijaksanaan
adalah suatu jenis rencana yang memberikan bimbingan berpikir dan arah dalam
pengambilan keputusan. Karena dengan kebijaksanaan ini maka rencana akan
semakin baik dan menjuruskan daya pikir dari pengambil keputusan ke arah tujuan
yang diinginkan.
Kebijaksanaan
menurut Harold KoontzKebijaksanaan adalah pernyataan-pernyataan atau
pengertian-pengertian umum yang memberikan bimbingan berpikir dalam menentukan
keputusan. Fungsinya adalah menandai lingkungan disekitar yang dibuat sehingga
memberikan jaminan bahwa keputusan-keputusan itu akan sesuai dengan dan
menyokong tercapainya aarah/tujuan.
Kebijaksanaan
menurut R. TerryKebijaksaan adalah suatu pedoman yang menyeluruh, baik, lisan,
maupun tulisan yang memberikan suatu batas umum dan arah tempat managerial action akan dilakukan.
Pentingnya
Kebijaksanaan
1. Kebijaksanaan
merupakan bagian dan membawa arah fungsi perencanaan. Kebijaksanaan merupakan
kerangka dasar pemikiran dalam membimbing tindakan yang akan diambil untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Kebijaksanaan akan memberikan stabilitas dan
menanamkan kepercayaan dalam usaha perencanaan.
2. Kebijaksanaan
akan memberikan arti terhadap tujuan.
3. Kebijaksanaan
dipergunakan untuk menempatkan tujuan perusahaan atau organisasi yang
sebenarnya.
4. Kebijaksanaan
merupakan alat delegation of authorityyang
penting bagi pengorganisasian.
5. Kebijaksanaan
merupakan alat untuk mendapat wewenang.
Tingkat-tingkat kebijaksanaan
1. Kebijakasanaan
pokok ( basic policy ) dibuat oleh
manajer puncak atau pemilik perusahaan. Pada tingkat ini perencanaan lebih
bersifat membimbing ke arah pemikiran untuk manajerial, yaitu memberikan
petunjuk serta menggariskan secara umum, baik mengenai tujuan maupun caranya.
2. Kebijaksanaan
umum ( general policy ) yang dibuat
oleh manajer madya. Pada tingkat ini
perencanaan lebih bersifat administratif, yaitu sudah lebih jelas menunjukkan
cara-cara bagaimana tujuan-tujuan dan cara-cara yang telah digariskan dalam
perencanaan yang sifatnya direktif dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
3. Kebijaksanaan
bagian ( departmental policy ) yang
dibuat oleh manajer lini ( supervisor
)dan mandor. Dalam tingkatan ini setiap anggota kelompok lebih banyak mempunyai
tugas menghasilkan sehingga tugas itu bersifat peratif, yaitu pekerjaan yang
harus berakhir dengan menghasilkan sesuatu yang konkret.
Syarat-syarat kebijaksanaan
1. Kejelasan
( clearity ), artinya kebijaksanaan
yang diambil harus jelas maksud arah dan tujuannya supaya tidak salah
ditafsirkan.
2. Luwes
( flexibility ), artinya
kebijaksanaan itu juga jangan kaku.
3. Konsisten
( consistency ), artinya harus tetap
dalam pendirian atau tujuan
4. Berkepribadian
( inviduality ), artinya khas,
tersendiri.
6.
Rule
Rule adalah rencana tentang
peraturan-perturan yang telah ditetapkan dan harus ditaati. Perbedaan antara rule dan policies terletak dalam hal bahwa policies bertujuan memberikan bimbingan atau menentukan batas-batas
lapangan tindakan sedangkan ruletidak
dimaksudkan untuk membimbing pemikiran, melainkan memberikan bimbinga agar
setiap tindakan jarang menyimpang dari peraturan.
7.
Program
Program adalah satu rencana yang
pada dasarnya telah menggambarkan rencana yang konkret. Program juga merupakan
usaha-usaha untuk mengefektifkan rangkaian tindakan yang harus dilaksanakan
menurut bidangnya masing-masing. Suatu rencana umumnya meliputi bidang-bidang
“prduksi, finansial, personalia, dan pemasaran”. Yang masing-masing disusun
didalam berbagai program,dan setiap program ini harus saling menunjang
pelaksanaan berbagai macam program itu. Programming adalah proses penyusunan
suatu program, jdi programming sifatny adinamis sedangkan program sifatnya
statis.
8.
Budget
Budget ( anggaran ) adalah suatu
rencana yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran yang akan dilakukan pada
setiap bidang.
Budget adalah suatu ikhtiar dari
hasil yang diharapkan daan pengeluaran yang disediakan untuk mencapai hasil
tersebut yang dinyatakan dalam kesatuan uang.
Budget
menurut Jese Burkhead
Performance budget menggambarkan
maksud dan tujuan penggunaan dana-dana, biaya-biaya, program-program yang
diusulkan untuk mencapai tujuan tersebut serta data kuantitatif yang mengatur
penyelesaian pekerjaan yang ditetapkan pada setiap program.
Traditional
budget
Traditional budget adalah cara-cara
menyusun data kebutuhan akan anggaran yang tidak didasarkan atas pemikiran dan
analisis tentang rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
yang gtelah ditentukan. Dalam penganggaran harus ditetapkan sumber-sumber dana
dan penggunaan dana secara jelas, terinci agar semua pengeluaran dan hasil yang
diharapkan tercapai dengan baik. Anggaran sangat perlu untuk pengendalian dana
yang tersedia, apakah penggunaan dana itu sesuai dengan yang direncankan
khususnya dibidang keuangan.
9.
Metode
Metode merupakan hal yang
fundamental bagi setiap tindakan dan berhubungan dengan prosedur.
Metode
menurut George R. Terry
Suatu metode dapat didefinisikan
sebagai hasil penentuan cara pelaksanaan suatu tugas dengan suatu pertimbangan
yang memadai menyangkut tujuan, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan jumlah
penggunaan waktu, uang, dan usaha.
10. Srategi
Strategi adalah juga termasuk jenis
rencana karena menentukan tindakan-tindakan pada masa datang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Penyusunanan strategi ini didasarkan atas pemanfaatan
keunggulan-keunggulan kita daripada saingan. Strategi pada dasarnya adalah
penentu cara yang harus dilakukan agar memungkinkan memperoleh hasil yang
optimal, efektif, dan dalam jangka waktu yang relatif singkat serta tepat
menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Faktor-faktor penting yang menjadi
perhatian dan perhitungan dalam menentukan strategi adalah :
1. Memperhitungkan
keunggulan dan kelemahan yang dimiliki daripada pihak-pihak saingan.
2. Memanfaatkan
keunggulan dan kelemahan-kelemahan pihak saingan.
3. Memperhitungkan
keadaan lingkungan intern maupun ekstern yang dapat mempengaruhi perusahaan.
4. Memperhitungkan
faktor-faktor ekonomis, sosial, dan psikologis.
5. Memperhitungkan
faktor-faktor sosio-kultural dan hukum.
6. Memperhitungkan
faktor ekologis dan geografis.
Tanggapan kelompok:
Jenis-jenis rencana yaitu kebijaksanaan, rule,
program, budget, metode, dan strategi. Dampak(hasil) baru diketahui pada masa
datang setelah rencana dilaksanakan.
D. Alat Perencanaan
1. Alat Peramalan
a. Arti Peramalan
Alat peramalan merupakan proses sistematis
untuk memperkirakan masa mendatang menggunakan informasi masa lalu dan
informasi lain yang relevan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan (Mamduh
M. Hanafi, 2011:183). Mamduh M. Hanafi mengemukakan dua contoh yaitu sebagai
berikut:
1) Manajer memperkirakan penjualan yang akan
terjadi tahun mendatang. Perkiraan penjualan tersebut akan bermanfaat untuk
merencanakan aktivitas perusahaan tahun mendatang. Contoh : organisasi Rumah
Sakitakan meramal berapa pasien tahun mendatang dan universtas meperkirakan
jumlahmahasiswa tahun ajaran mendatang.
2) Manajer memperkirakan perubahan-perubahan
dalam variabel sosial, ekonomi, politik, dan tekhnologi yang diperkirakan akan
mempengaruhi organisasi. Contoh : peramalan komposisi demografi dapat dipakai
sebagai bahan perencanaan daan pengambilan keputusan.
3) Peramalan tekhnologi penting dilakukan
terutama untuk organisasi dengan lingkungan tekhnologi yang dinamis. Contoh :
sebuah perusahan kimia sedang dibangungdengan menggunakan proses kimia yang
konvensional. Sebelum pabrik tersebut selesai, perusahaan kimia baru yang lebih
efesien.jelas pabrik yang sedang dibangun tersebut tidak akan mempunyai daya
saing terhadap proses kimia yang baru. Dengan demikian, manajer harus selalu
aktif mengiuti perkembangan tekhnologi yang relevan.
b. Metode-Metode Peramalan
Mamduh M. Hanafi, (2011:184) mengemukakan beberapa
metode yang sering dipakai dalam peramalan.
1) Metode Kuantitatif
Peramalan metode kuantitatif menggunakan data angka
untuk memperkirakan kondisi masa mendatang terdapat dua jenis peramalan
kuantitatif yaitu;
a) Time series
Pada time
series, kondisi masa lalu diasumsikan akan mempengaruhi kondisi masa
mendatang tanpa pengaruh dari luar. Contoh penjualan masa mendatang dalam time series diperkirakan hanya
dipengaruhi penjualan masa lalu.
Time series bermanfaat apabila manajer mempunyai data yang cukup
banyak dan polo pergerakan variabel relatif stabil. Metode tersebut dikerjakan
dengan mengurutkan data berdasarkan urutan waktu, kemudian memperkirakan
kondisi mendatang. Time series relatif
sederhana dan cocok umtuk analisis data time
series yang stabil dan tidak mempunyai fluktasi trend atau musiman yang
cukup besar. Ada beberapa cara untuk meramalkan data time series, yaitu metode rata-rata bergerak dan metode penghalusan
eksponensial.
b) Causal forecasting
Causal forecasting, faktor-faktor
lain diperkirakan akan mempengaruhi suatu variabel (Mamsuh M. Hanafi,
2011:185). Contoh penjualan masa mendatang dalam causal
forecasting diperkirakan dipengaruhi oleh faktor lain yaitu promosi, jumlah sales, dan
kondisi perekonomian.
Causal forecasting atau sebab akibat diasumsikan tidak ada
faktor-faktor diluar sistem yang mempengaruhi variabel yang diramal. Dalam Causal forecasting, faktor-faktor diluar
sistem diasumsikan mempengaruhi variabel yang diamati. Causal forecasting terdiri atas metode regresi dan metode
ekonometri.
2) Metode Kualitatif
Peramalan kuantitaif menggunakan pertimbangan serta
pengetahuan dan pengalaman individu atau kelompok, bukannya menggunakan
analisis mayematika dan statistik yang cangkih ada beberapa metode peramalan
yang dibicarakan berikut ini.
a) Metode pendapat Kelompok Eksekutif (Jury of Executive Opinion Method)
Dalam metode ino, manajer dikumpulkan dan dimintai
pendapatnya mengenai penjualan dimasa mendatang. Pendapat yang dihasilkan
merupakan gabungan pendapat-pendapat individu (Mahduh M. Hanafi, 2011: 190).
b) Metode Delphi
Delpi merupakan salah satu kota di Yunani dan juga
orang suci (oracle). Metode Delphi berusaha mencari pendapat ahli mengenai
topik tertentu dengan tujuan ingin memperoleh pandangan topik tertentuk dengan
tujuan ingin memperoleh pandangan terhadap kejadian dimasa mendatang.
c) Sales-force-composition
Dalam metode ini, salesaman organisasi digunakan.
Salesman melakukan kontak langsung dengan konsumen dan dapat menggunakan kontak
sebagai dasar prediksi penjualan di masa mendatang.
d) Analisis multi Kriteria atau Analisis
Multiatribut analisis ini ditunjukan untuk mencegah kecenderungan manusia yang
memfokuskan pada satu alternatif saja yang paling menarik, dan melupakan
atribut lainnya yang penting. Keputusan untuk memilih lokasi pabrik barangkali
didominasi oleh pemilihan lokasi saja, meskipun sebenarnya faktor lain seperti
jarak dengan bahan mentah/pasa dan tenaga kerja disekktarnya mempunyai pengaruh
yang penting juga. Untuk mengurangi kecrnderungan semacam ini, organisasi dapat
mengembangkan analisis multikriteria.
e) Evaluasi Pelanggan
Evalusi
tersebut lebih dari analisis kelompok salesman dan dilakukan dengan
mengumpulkan data langsung dari pelanggan. Pelanggan memberi informasi
kebutuhan barang dan jasayang diproduksi
organisasi di masa mendatang. manajer kemudian menggabungkan,
menginterprestasikan, dan bertindak atas dasar informasi tersebut. Metode
tersebut mempunyai kelemahan yaitu pelanggan tidak begitu tertarik memberi
jawaban sehingga mereka dapat asal menjawab dan pelanggan baru (calon
pelanggan) tidak masuk dalam analisis tersebut. Memilih model peramalan sama
pentingnya dengan mengaplikasikan model tersebut. Beberapa model mempunyai
kelebihan untuk situasi tertentu.
2. Alat Penjadwalan
a. Bagan Gantt (Gantt
Chart)
Bagan Gantt sering disebut bagan balok (bar chart) karena bagan ini memberikan
gambaran tentang kegiatan terperinci dari suatu proyek, waktu memulai sikap dan
kegiatan, dan lamanya kegiatan tersebut (Nanang Fattah, 2004:61). Bagan Gantt
dikembangkan oleh Henry L. Gantt. Dalam bagan balok terdapat dua macam sumbu
yaitu absis dan ordinat atau disebut juga dua dimensi yaitu vertikal dan
horizontal. Domensi vertikal atau absisi menunjukan tugas atau perincian tugas
yang harus dikerjakan, dan dimensi horizontal atau ordinat menunjukan waktu
mulai dari yang ditentukan.[7]Contoh:
Pekerjaan
|
Bulan 1
|
Bulan 2
|
Bulan 3
|
Bulan 4
|
||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
Pembelian bahan baku
|
||||||||||||||||
Proses produksi
|
||||||||||||||||
Pergudangan
|
||||||||||||||||
Pengiriman
|
Jadwal
pekerjaan
Sebagaimana ditunjukan dalam gambar diatas, berbagai kegiatan yang
saling berkesinambungan dapat dijadwalkan sehingga para pelaksana kegiatan akan
lebih mudah mengikuti perekmbangan dari setiap pekerjaan yang tengah dilakukan.
Misalnya, proses pembelian bahan baku adalah pada saat minggu pertama dan kedua
dari bulan pertama, maka bagian produksi, khususnya dibagian pembelanjaan,
dapat merencanakan sebelumnya apa yang harus dipersiapkan untuk kegiatan
tersebut dari mulai menentukan bahan baku apa saja yang akan dibeli, dalam
jumlah berapa, harga berapa, dan seterunya. Demikian pula bagi proses produksi,
bagian tersebut dapat menjadwalkan sejak kapan proses produksi berawal dan
berakhir dan seterunya sebagaimana diterangkan gambar tersebut.[8]
Tanggapan kelompok:
menurut kelompok kami, bagan gantt
memudahkan para pelaksana kegiatan untuk merencakan segala bentuk kegiatan yang
akan dilakukan. Namun, disisilain, alat bantu ini memiliki keterbatasan,
diantaranya adalah keterbatasan dalam menjadwalkan berbagai kegiatan yang
sifatnya sangat detail dan kompleks. Jenis-jenis kegiatan yang kompleks dan
cenderung tidak berkelanjutan lebih sulit dijadwalkan melalui bagan balok.
b. Bagan Milstone
Bagan Milstone disebut juga bagan
struktur perincian kerja. Bagan ini menggambarkan unsur-unsur fungsional suatu
proyek dengan keterkaitannya secara fungsional. Struktur ini dibuat berdasarkan
pemecahan struktur proyek yang disusun secara hierarkis. Apabila proyek secara
keseluruhan dianggap sebagai sistem, maka proyek itu dipecah-pecah menjadi
bagian-bagian sistem (sub sistem) (Nanang Fattah, 2004:62-63).
c. PERT dan CPM (Network Planning)
PERT (Program Education
and Review Technique) yaitu tekhnik penilaian dan peninjauan program, dan
CPM (Critikal Path Method) yaitu
metode jalur kritis.
PERT dapat digunakan hampir dalam segala kegiatan,
mulai memformulasikan rencana sampai kepada evaluasi dari implementasi suatu
rencana. CPM merupakan tekhnik perencanaan yang digunakan dalam proyek yang
mempunyai data biaya. Perbedaan pokok antara PERT dan CPM terletak pada
penentuan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan.
Dalam CPM ditentukan dua buah perkiraan itu adalah perkiraan normal (normal estimate) dan perkiraan itu cepat
(chas estimate). Perkiraan adalah
perkiraan waktu normal kira-kira sama dengan perkiraan waktu yang paling
diperlukan untuk PERT, dan biaya normal adalah biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek dalam waktu normal. Perkiraan waktu cepat dibutukan jika
biaya diasumsikan tidak menjadi masalah untuk mempersingkat wakru bagi proyek
tersebut.
PERT dan CPM sering disebut network planning karena
melukisakan hubungan kebergantungan dan
pengaturan kegiatan yang logis sekuensial yang membentuk jaringan kerja dari
suatu proyek. Hubungan kebergantungan kegiatan-kegiatan dilukisakan dengan
menggunakan simbol-simbol dari kegiatan (activity)
dan kejadian (event). Pada taraf ini
faktor waktu dan sumber belum dipertimbangkan, baru pada kegiatan dan kejadian
hubungan satu sama lain.
Bagan PERT dan CPM merupakan sebuah pernyataan secara
grafis dari kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.[9]
Tanggapan
kelompok:
Menurut kelompok kami Bagan Milstone adalah
bagan yang menggambarkan unsur-unsur fungsional suatu proyek dengan
keterkaitannya secara fungsional. Bagan PERT dan CPM merupakan sebuah
pernyataan secara grafis dari kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
3. Alat Pembantu Pengambilan Keputusan
a. Matriks Pay-off (Pay-off Matrix)
Matriks pay-off bermanfaat untuk membantuk pengambilan keputusan.
Matriks tersebut terdiri atas beberapa alternatif keputusan dengan kemungkinan
resikonya. Resiko atau ketidakpastian setiap alternatif keputusan kemudian
dapat dianalisis.
b. Analisis Titik Impas (Analysis
Break-even)
Analisis titik impas bertujuan melihat sejauh mana
atau seberapa banyak produk yang harus terjual agar tercapai titik impas (total
penjualan sama dengan total biaya atau keuntungan sama dengan nol). Dengan
analisis semacam ini manajer dapat mengetahui penjualan minimum agar perusahaan
tidak merugi
c. Pohon Keputusan (Decision Tree)
Pohon
keputusan merupakan tekhnik yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan yang
mempunyai urutan (rangkaian ). Pohon keputusan digunakan oleh pembuat keputusan
untuk membuat berbagai alternatif yang mungkin dilaksanakan. Sebagai contoh
manajer barangkali menghadapi alternatif
meluncurkan mobil sedan, niaga, atau tidak meluncurkan mobil dengan
konsekuensi lanjutan masing-masing. Jika membuat mobil niaga perusahaan hanya
dapat memanfaatkan pasar domestik, jika membuat mobilbiaga perusahaan dapat
mengekspor produk tersebut.
Pohon
keputusan bermanfaat karena manajer dapat memperkirakan efek suatu keputusan
terhadap beberapa kemungkinan hasil di masa mendatang. masalah dalam metode
tersebut adalah kesulitanmenentukan skeneraio yan tepat. Sebagai contoh, jika
membuat mobil niaga, perusahaan mempunyai kesempatan untuk melakukan penetrasi
pasar lebih jauh. Setelah pasar ekspordikuasai, manajer mempunyai kesempatan
memasukan pasar ke pasar ekspor. Alternatif pasar niaga dengan demikian menjadi
jauh lebih menarik.[10]
Tanggapan Kelompok:
Menurut kelompok kami alat pengambil keputusan terbagi
menjadi empat, Matriks Pay-off(Pay-off-Matriks), Programasi Linear(Linear Programming),
Analisis Titik Impas(Analysis Break-even), dan Pohon Keputusan (Decision tree)
yang masing-masing alat itu memiliki manfaat yang berbeda dalam mengambil
keputusan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk
merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau
perusahaan serta bagaimanan sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat
diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
Perencanaan yang baik adalah ketika apa yang
dirumuskan ternyata dapat
direalisasikan dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Perencanaan yang buruk adalah ketika apa yang telah dirumuskan dan
ditetapkan ternyata tidak berjalan dalam implementasi, sehingga tujuan
organisasi menjadi tidak terwujud.
Asas merupakan suatu pernyataan fundamental
ataukebenara umum yang dapata dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas
biasanya muncul dari penelitian dan pengalaman. Terdapat 14 asas didalam
perencanaan.
Jenis-jenis
perencanaan mencakup banyak variasi atau jenis. Beberapa variasi tersebut
antara lain: visi, misi, tujuan, strategi, prosedur, kebijakan, rule, program,
budget, dan metode.
Alat
perencanaan dibagi menjadi 3, yaitu: Alat Peramalan, Alat Penjadwalan, dan Alat
Pembantu Pengambil Keputusan.
B. Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan
tindakan dalam berbagai bentuk organisasi mengggunakan proses dasar manajemen
berupa perencanaan. Tapi dalam sebuah perencanaan perlu memperhatikan sifat
rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan,
Malayu S.P. 2011. Manajemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah). Jakarta: Bumi
Aksara.
Setiyo Pambudi Bambang. 2013. Pengantar
Manajemen. Madura: Departemen Pendidikan Nasional.
Ismail Solihin.2009.pengantar
manajemen. Jakarta:Erlangga.
[1]Badrudin, Dasar-Dasar
Manajemen, (Bandung: Alfabeta),
2015, Cet. 3, hlm. 53
[2].Malayu S.P
Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta:PT Bumi
Aksara), 2011, cet. 9, hlm.92-93.
[3]. Ismail
Solihin, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Erlangga), 2009, hlm. 63
[4]Badrudin, Dasar-Dasar
Manajemen, (Bandung: Alfabeta),
2015, Cet. 3, hlm. 55-56
[5]. Badrudin, Dasar-Dasar
Manajemen, (Bandung: Alfabeta),
2015, Cet. 3, hlm.57-60.
[7] Badrudin, Dasar-Dasar
Manajemen, (Bandung: Alfabeta),
2015, Cet. 3, hlm. 80
[8] Bambang Setiyo
Pambudi, Pengantar Manajemen, (Madura: Departemen Pendidikan Nasional),
2013, hlm. 37
[9] . Badrudin, Dasar-Dasar
Manajemen, (Bandung: Alfabeta),
2015, Cet. 3, hlm. 82-83.
[10]. Badrudin, Dasar-Dasar
Manajemen, (Bandung: Alfabeta),
2015, Cet. 3, hlm.87-93.
In this fashion my associate Wesley Virgin's autobiography begins with this shocking and controversial video.
BalasHapusWesley was in the army-and shortly after leaving-he found hidden, "self mind control" secrets that the government and others used to get anything they want.
These are the EXACT same methods tons of famous people (especially those who "became famous out of nothing") and the greatest business people used to become wealthy and successful.
You probably know how you use less than 10% of your brain.
That's mostly because most of your brain's power is UNCONSCIOUS.
Maybe this conversation has even taken place IN YOUR own mind... as it did in my good friend Wesley Virgin's mind around seven years ago, while riding an unregistered, garbage bucket of a car with a suspended license and with $3 in his bank account.
"I'm so frustrated with living payroll to payroll! When will I finally make it?"
You've been a part of those those thoughts, isn't it right?
Your success story is going to be written. You need to start believing in YOURSELF.
CLICK HERE To Find Out How To Become A MILLIONAIRE